Poet.
Berpuisi

Berderai

Pukul dua pagi aku mendengar pertengkaran dua kucing serasi, sudah coba kulerai, namun tidak mahu dilerai. Pukul tiga pagi aku tidak lagi mendengar pertengkaran dua kucing serasi, tidak kulerai, mereka menyelesaikannya sendiri, menangis dan pergi kearah yang berlawanan.

Aku menangis, pukul dua, pukul tiga, pukul lima, entah berapa kali aku pukul dadaku yang sesak, emosiku menguap.

Tidak ada siapapun, tidak ada apapun yang bisa aku ceritakan. Tidak siapapun, selain menyalahi diri sendiri, seperti mencatat hari di setiap lembar buku harianku seperti menyimpan dendam di setiap helaan napas panjangku.